Prabowo Ungkap Muhammadiyah dan NU Dapat Perkuat Eksistensi Negara

Semeton Prabowo – Calon presiden (capres) yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto menghadiri acara ‘Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa’ yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Jumat (24/11).

Sebelum memaparkan visi, misi, serta program yang akan diusung bersama timnya jika terpilih sebagai Presiden Indonesia periode 2024-2029, Prabowo sempat menyampaikan permintaan maaf lantaran cawapresnya, Gibran Rakabuming Raka tidak dapat mendampinginya di acara tersebut.

Gibran, kata Prabowo, harus menghadiri kegiatan yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur (Jatim), dan waktunya bersamaan dengan agenda Muhammadiyah.

Prabowo kemudian menyoroti keberadaan Muhammadiyah dan NU sebagai dua organisasi masyarakat berbasis Islam yang dapat memperkuat eksistensi negeri ini.

“Hari ini saya minta maaf, saudara Gibran Rakabuming Raka tidak bisa hadir karena justru ada acara lain bersamaan waktunya di Jawa Timur juga, tapi yang menyelenggarakan adalah NU. Jadi, negara ini kalau Muhammadiyah dan NU sudah mantap, negara juga mantap,” ungkapnya.

Kendati tidak bisa hadir di tengah-tengah keluarga besar Muhammadiyah pada hari ini, Prabowo meyakini jika masyarakat ingin berdialog dengan cawapresnya itu, maka Gibran akan menyanggupinya.

“Setiap saat saudara-saudara mau dialog, Mas Gibran pasti mau,” katanya.

Prabowo melanjutkan, ia merasa nyaman berada di beragam kalangan masyarakat, tidak terkecuali Muhammadiyah. Pasalnya, tidak sedikit orang-orang terdekat Prabowo yang berasal dari Muhammadiyah, mulai dari juru bicaranya hingga sejumlah orang partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.

“Hari ini saya merasa sangat nyaman di kalangan keluarga besar Muhammadiyah, mungkin karena lingkungan saya sehari-hari pun banyak orang-orang Muhammadiyah,” ujar Prabowo.

Capres nomor urut 2 ini juga menyinggung bagaimana keluarga besar Muhammadiyah memiliki peran penting bagi sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Salah satunya Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman sebagai salah satu tokoh Muhammadiyah yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

“Kita paham, kita mengerti, peran besar Muhammadiyah dalam sejarah bangsa kita. Kita mengerti sumbangan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Saya dari keluarga besar TNI dan Panglima Besar TNI pertama adalah seorang mantan kepala sekolah Muhammadiyah di Purwokerto yaitu Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman. Ini peran tokoh Muhammadiyah yang tampil di saat kritis, saat bangsa ini dipertaruhkan,” pungkas Prabowo. (NS)

Komentar

Scroll to Top