Menarik! Konsep Kampanye untuk Pemilu 2024

Semeton Prabowo – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) telah resmi membuka masa kampanye menjelang pemilu 2024 dari tanggal 28 November 2023 lalu. Hari tersebut menjadi startingpoint bagi paslon peserta pemilu berikut para relawan pendukung melalukan manuver kampanye yang lebih masif.

Meskipun riak-riak kampanye sebenarnya sudah berlangsung bahkan sejak bulan Juni lalu. Konsep dan caranya untuk memunculkan pasangan calon peserta pemilu khususnya Capres-cawapres, cukup beragam dan bahkan unik.

Secara umum, kita mengenal konsep kampanye memiliki 3 sifat yang sudah pasti muncul di setiap perhelatan pemilu.
Apa saja?

Yang pertama adalah positif campaign (kampanye positif) yang merupakan konsep kampanye dengan berfokus pada gagasan, visi dan misi serta keunggulan yang dimilik oleh paslon peserta pemilu.

Yang kedua, negative campaign adalah konsep kampanye menyerang lawan tetapi dengan memunculkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Cara ini adalah untuk memunculkan kekurangan dan keburukan lawan berdasarkan catatan hukum, masalah masalalu dan yang lainnya selama didasarkan dengan kebenaran atau fakta yang otentik.

Yang ketiga yaitu black campaign yang merupakan konsep kampanye dengan menyerang lawan menggunakan berbagai cara yang buruk, seperti fitnah, berita bohong (hoax) hingga ujaran kebencian. Cara kampanye ini merupakan cara palong kotor namun cenderung efektif untuk menyasar pemilih yang kurang secara literasi. Sehingga kadang memunculkan konflik dan ujungnya menjatuhkan lawan politik secara mental maupun elektoral.

Cara Kampanye Versi Ketua TKD Jawa Barat, Ridwan Kamil

Membahas konsep atau jenis cara berkampanye, mantan Gubernur Jawa Barat yang juga ketua TKD Prabowo-Gibran Jabar Ridwan Kamil memiliki pandangan sendiri tentang cara kampanye.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyebut cara kampanye itu dibagi menjadi 2 (dua) konsep sederhana, yakni “pilih saya, karena saya punya solusi” dan “pilih saya, karena lawan saya lebih jelek”.

“berkampanye itu dua tipe, pilihlah saya karena saya punya solusi nah saya golongan ini, dan pilihlah saya karena lawan saya jelek” ucap Ridwan Kamil di Kanal Youtube Kumparan dengan topik Info A1, Minggu (3/12/2023)

Konsep kampanye pertama “pilih saya, karena saya punya solusi.” lebih fokus pada penyampaian ide, gagasan dan visi-misi serta menawarkan soluai kongkrit terhadap kebutuhan dan permasalahan rakyat. Cara kampanye ini sebisa mungkin untuk tidak menyerang (atacking) lawan politik, baik dengan cara negatif maupun blac campaign. Sehingga, gagasan dan solusi bisa lebih cepat dipahami oleh rakyat sebagai pemilih. Cara kampanye inilah yang yang menurut Kang Emil digunakan oleh tim kampanye Parbowo – Gibran baik tingkat nasional maupun daerah.

Sedangkan konsep kampanye kedua “pilih saya, karena lawan saya lebih jelek” cenderung lebih kepada menginggulkan diri atau paslon yang didukung dengan menjelekan lawan. Kampanye jenis ini berupaya untuk mencari keburukan lawan untuk menjadi bahan perbandingan yang diberikan kepada calon pemilih. Secara sederhana, kampanye ini fokus menyerang lawan dengan berbagai cara, baik secara negative campaign, atau bahkan black campaign. Sehingga hal ini akan cenderung berdampak buruk pada kualitas demokrasi serta kontestasi politik di Indonesia.

Sebagai Ketua TKD Jawa Barat, Ridwan Kamil mengarahkan agar relawan dan seluruh pendukung melakukan konsep yang pertama dengan berlomba-lomba menebarkan kebaikkan.

“jangan sekali-kali menjelekkan pasangan lain, kita berlomba-lomba dengan kebaikan” ucap Ridwan Kamil lebih lanjut. (NS)

Komentar

Scroll to Top